Rabu, 29 Februari 2012

Paku Dan Amarah

Kisah berikut ini begitu berkesan. Saya mendapatkannya semasa kuliah beberapa tahun silam. Alhamdulillah, marilah kita belajar dari paku
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah-marah tersebut, sang ayah memberikannya sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah.

Melihat Dari Sudut Pandang Orang Lain

Ketika saya duduk di sekolah dasar, saya terlibat perdebatan sengit dengan seorang anak lelaki di kelasku. Saya sudah lupa topik perdebatan kami, namun saya tidak pernah lupa pelajaran yang saya peroleh hari itu. 

Saya yakin sekali bahwa sayalah yang benar dan teman saya yang salah. Sementara itu dia juga merasa yakin bahwa dialah yang benar dan saya salah. Maka guru kami memutuskan untuk memberikan pelajaran yang sangat penting untuk merelai kami berdua. Ia menyuruh kami maju ke depan kelas, dan menyuruh saya berdiri di satu sisi meja dan menyuruh teman saya untuk berdiri di sisi berlawanan. Kemudian guru kami meletakkan benda yang cukup besar dan berbentuk bundar di atas meja di tengah-tengah kami. 

Selasa, 28 Februari 2012

Ayam Dan Sapi

“Kenapa sih”, kata seorang kaya pada pelayannya, “Orang-orang mengataiku pelit. Padahal semua orang kan tahu kalau aku wafat nanti, aku akan memberikan semua yang aku punya pada yayasan sosial dan panti asuhan?” “

Akan saya ceritakan fabel tentang ayam dan sapi,” jawab pelayannya. 

Plastik dan Kentang

Pada suatu hari guru TK tersebut mengadakan “permainan” menyuruh setiap anak muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang.
Masing-masing kentang tersebut di beri nama berdasarkan nama orang yang di benci, sehingga jumlah kentangnya tidak di tentukan berapa…tergantung jumlah orang2 yg dibenci.

Pada hari yang disepakati masing2 murid membawa kentang dalam kantong
plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka, tiap2 kentang di beri nama sesuai nama orang yang dibenci.